Bagaimana penggunaan kaca pada dunia konstruksi
Postingan kedua
Berbagai aplikasi kaca
Dari sejak awal abad 20 yang lalu arsitektur modern telah lekat dengan produksi masal beton, kaca dan baja konstruksi pada berbagai pabrik yang berada di perkotaan. Ideologi ini membantu mengakomodir untuk berkembang dan terbentuknya warga kelas menengah.
Konstruksi kaca dan baja menjadi salah satu simbol bagi tolok ukur perkembangan berbagai negara, dimana masyarakat cenderung menilai ragam dan bentuk bangunan sebagai simbol yang mempunyai pengaruh dan kemewahan.
Produksi kaca
Pembuatan kaca sebenarnya adalah proses kuno, yang telah dibuktikan melalui ilmu arkeologi bahwa kaca telah dibuat sejak 2500 tahun sebelum masehi. Apa yang dulunya pernah dianggap sebagai seni yang langka dan berharga, pembuatan kaca kini telah menjadi hal umum di bidang industri karena telah ditemukannya proses Pilkington.
Proses pembuatan kaca secara tradisional dilakukan dengan peniupan cairan kaca yang berasal dari pencairan pasir kalsium oksida dan sodium karbonat pada temperatur tinggi yang ekstrim dan cairan pendingin untuk membentuk kaca tadi. Sejak beberapa ribu tahun yang lalu, resep pembuatan kaca ini tetap sama. Hanya saja sifat kacanya dapat lebih ditingkatkan dengan bahan tembahan tertentu pada material mentahnya atau dengan melakukan proses pelapisan agar sesuai dengan kebutuhan.
Proses Pilkington
Sejumlah besar material mentah (pasir bening, kalsium oksida dan sodium karbonat) digunakan dalam pabrik produksi kaca. Mereka kemudian ditimbang dan dicampurkan sesuai takaran yang tepat . Beberapa zat tambahan tertentu ditambahkan pula pada proses pembuatannya untuk memberikan warna yang sesuai bagi kaca tersebut.
Adonan ini kemudian dipanaskan dengan sistem pemanasan gas atau peleburan listrik, pot atau tungku pembakaran. Pasir kuarsa yang tanpa zat tambahan akan berubah menjadi kaca pada suhu 2300 derajat celcius. Tetapi dengan penambahan sodium karbonat maka temperatur tadi dapat dikurangi hingga 1500 derajat celcius.
Sebuah campuran kaca cair yang homogen kemudian akan terbentuk. Adonan ini kemudian diletakan pada cairan timah untuk membentuk kaca sesuai keinginan. Setelah proses panas selesai maka kaca tadi dilanjutkan ke proses pendinginan. Cara dari proses pendinginan inilah yang akan menentukan kekuatan kaca tersebut. Kaca ini harus didinginkan setelah dijaga pada suhu tertentu sebelumnya. Bila pendinginannya dilakukan dalam waktu yang terlampau pendek maka kaca bisa menjadi rapuh untuk dipegang. Proses penguatan kaca sangat penting bagi ketahanannya nanti.
Lihat juga postingan berikutnya:
Bahan Material Konstruksi Kaca 1 dari 5
Bahan Material Konstruksi Kaca 2 dari 5
Bahan Material Konstruksi Kaca 3 dari 5
Bahan Material Konstruksi Kaca 4 dari 5
Bahan Material Konstruksi Kaca 5 dari 5
CGA, layanan jasa kontraktor rumah di Bandung
CGA, jasa kontraktor rumah Bandung, jangan ragu untuk menghubungi kami, atau bila anda ingin mengetahui lebih jauh tentang kami dapat membuka halaman profil CGA.